diposkan pada : 25-12-2024 23:48:04

SEJARAH FILSAFAT BAG. 2

Pemateri: Ust. Dr. Firanda Andirija
Tempat: Masjid Al-Wildan
Waktu: Selasa, 22 Jumadilakhirah 1446 H / 24 Desember 2024 M, 08.00


Plato

Plato berpendapat bahwa di balik materi terdapat sesuatu yang tidak berubah, karena jika berubah, hal tersebut tidak dapat dijadikan patokan.

Alam Menurut Plato

  1. Hissi (Inderawi):
    • Dikenal sebagai Al-Mushakkhis (benda nyata).
  2. Aqli (Akal):
    • Dikenal sebagai Al-Mitsal (ide atau sesuatu yang tinggi dan mulia).

Kesimpulan Konsep Plato

Agar sesuatu yang berada di alam aqli tidak berubah, maka harus bersifat:

  • Makna kulliy (universal):
    المعنى الكلي، تحته أفراد
    (Makna universal yang mencakup individu-individu di bawahnya).
  • Wujud mutlak (وجود المطلق) adalah Allah yang bersifat super kulli.

Bagi Plato, manusia hanyalah kategori kecil dalam keseluruhan konsep ini.


Teori Aristoteles

Aristoteles menjelaskan bahwa wujud hissi berasal dari:

  1. Materi (الهيولي):
    • Bersifat bil quwwah (potensi).
  2. Bentuk (الصورة):
    • Bersifat bil quwwah (potensi).
  3. Gerakan (الحركة):
    • Mengikat materi dan bentuk hingga menjadi hissi (bil fi'li – aktual).

Bantahan Aristoteles terhadap Plato

  1. Menganggap bahwa alam akal bukan sesuatu yang hakiki.
  2. Seharusnya ada koneksi antara alam akal dan alam hissi.

Bantahan terhadap Aristoteles:
Potensi bukanlah sesuatu yang konkret, sehingga konsepnya sulit dijadikan acuan pasti.

Kausa Prima

Para filsuf sepakat bahwa Tuhan harus:

  • Statis.
  • Tidak mengalami gerakan.

Karena menurut mereka:

  • Setiap yang bergerak pasti digerakkan, hingga berujung pada sesuatu yang tidak bergerak (statis).

Bantahan:

  • Justru logika yang benar adalah:
    Setiap yang bergerak pasti ada yang menggerakkan hingga berakhir pada Dzat yang mampu bergerak dengan sendirinya.

Plotinus

Konsep Al-Faidh Al-Ilahi (Curahan Tuhan)

Menurut Plotinus, Tuhan harus:

  1. Statis.
  2. Sederhana (simple).
  3. Tidak berkehendak (tidak memiliki tujuan).
  4. Alam bersifat qadim.
    • Jika tidak qadim, maka Kausa Prima dianggap tidak sempurna.

Kritik Ibn Taimiyah dalam Ar-Radd ‘Ala Al-Manthiqiyyin:
فإنه ليس في الطوائف المعروفين الذين يتكلمون في العلم الإلهي مع الخطأ والضلال مثل علماء اليهود والنصارى وأهل البدع من المسلمين وغيرهم أجهل من هؤلاء ولا أبعد عن العلم بالله تعالى منهم. نعم لهم في الطبيعيات كلام غالبه جيد. وهو كلام كثير واسع ولهم عقول عرفوا بها ذلك وهم قد يقصدون الحق لا يظهر عليهم العناد ; لكنهم جهال بالعلم الإلهي إلى الغاية ليس عندهم منه إلا قليل كثير الخطأ.

"Tidak ada kelompok yang berbicara tentang ilmu ketuhanan dengan kesalahan dan penyimpangan seperti para filosof ini. Mereka memahami ilmu alam dengan baik, tetapi mereka sangat jahil tentang ilmu ketuhanan."


Pertanyaan: Apa Perbedaan antara Filsafat, Ilmu Kalam, dan Mantiq?

  1. Filsafat:
    • Cakupannya lebih luas, termasuk sains, sosial, teologi, dll.
  2. Ilmu Kalam:
    • Spesifik pada teologi yang dijelaskan dengan akal murni.
  3. Mantiq:
    • Tentang metode berpikir dan pengaturan logika

Home