diposkan pada : 25-12-2024 23:43:37

AKIDAH MU'ATHTHILAH SECARA GLOBAL

Pemateri: Ust. Dr. Firanda Andirija
Tempat: Masjid Al-Wildan
Waktu: Selasa, 22 Jumadilakhirah 1446 H / 24 Desember 2024 M, 08.00-09.30


Pengantar Sifat Allah Menurut Ahlus-Sunnah

Sifat Allah terbagi menjadi dua:

  1. Dzatiyyah: Sifat yang tidak terpisah dari Dzat Allah.
    • Selalu ada.
    • Tidak terkait dengan kehendak Allah.
  2. Fi'liyyah/Ikhtiyariyyah: Sifat berupa perbuatan Allah.
    • Bergantung pada kehendak Allah.

Dalil A'radh (Logika)

Makhluk (alam semesta) terdiri dari:

  1. Jauhar: Materi yang pasti ditempati oleh A'radh.
  2. A'radh: Sifat yang pasti melekat pada jism/jauhar.

Kesimpulan:
Semua yang menerima A'radh berarti jism/jauhar, yang artinya makhluk karena mengalami huduts (perubahan).
Agar Allah tidak termasuk makhluk, maka Allah harus tidak menerima A'radh.


Perselisihan Para Mu'aththilah tentang A'radh

  1. Pendapat Pertama:
    Seluruh sifat, baik Dzatiyyah maupun Fi'liyyah, adalah A'radh sehingga semuanya harus ditolak.

    • Pendapat ini dianut oleh Jahmiyyah dan Mu'tazilah.
    • Mereka menolak sifat Dzatiyyah seperti ilmu, iradah, hayat, qudrah, karena sifat-sifat tersebut tidak bisa berdiri sendiri.
  2. Pendapat Kedua:
    Sifat Dzatiyyah tidak dianggap A'radh karena bersifat statis (tetap), seperti tangan, wajah, ilmu, dan iradah.

    • Namun, sifat Fi'liyyah dianggap A'radh sehingga ditolak.
    • Pendapat ini dianut oleh Kulabiyyah dan Asy'ariyah Mutaqaddimin.
  3. Pendapat Ketiga:
    Menetapkan hanya 7 sifat, yaitu: ilmu, iradah, qudrah, hayat, sama’, bashar, kalam (dan terkadang idrak sebagai tambahan).

    • Pendapat ini dianut oleh Asy'ariyah Muta'akhkhirin (seperti Ar-Razi) dan Maturidiyyah.

Akidah Jahmiyyah

  1. Menolak seluruh sifat Allah.
  2. Menolak seluruh nama Allah kecuali "Al-Qadiir".
    • Alasannya: Menetapkan sifat dianggap melazimkan tasybih (penyerupaan dengan makhluk) dan tajsim (penjisman).

Catatan:

  • Jahmiyyah dikenal sebagai Jabriyyah, karena menolak adanya kemampuan (qudrah) pada hamba, sehingga manusia dianggap seperti bulu yang diterbangkan angin.

Akidah Mu'tazilah

  1. Latar Belakang:

    • Berasal dari perdebatan dengan Hasan Al-Bashri tentang Asma' wal Ahkam (status iman, fasiq, kafir).
    • Mengumpulkan berbagai bidah, sehingga sebagian ulama menyebut mereka sebagai cabang dari Jahmiyyah.
    • Mu'tazilah modern adalah Ibadhiyyah yang terdapat di Oman.
  2. Keyakinan Utama:

    • Menetapkan nama Allah tanpa maknanya (contoh: Ar-Rahiim tanpa sifat rahmat).
    • Menolak seluruh sifat Allah berdasarkan tiga syubhat:
      • Syubhat A'radh/Tajsim: Ilmu membutuhkan jism.
      • Syubhat Tarkib: Allah tersusun dari dzat dan sifat.
      • Syubhat Ta'addudil Qudama': Jika sifat-sifat Allah qadim, berarti ada banyak yang qadim, sehingga dianggap syirik.
  3. Cara Menyikapi Sifat Allah:

    • Cara Pertama: Menakwil sifat menjadi makhluk, sehingga terpisah dari Allah. Contoh: Sifat kalam ditafsirkan sebagai makhluk.
    • Cara Kedua: Menafikan sifat dengan menyamakan sifat sebagai dzat Allah:
      • Allah berilmu dengan dzat-Nya.
      • Allah berkuasa dengan dzat-Nya.

Bantahan: Jika hasilnya sama, mengapa tidak menetapkan sifat sebagaimana adanya?


Cabang Pemikiran Mu'tazilah

  1. Ahlut Ta’thil Kulli: Menolak seluruh sifat (Jahmiyyah, Mu’tazilah).
  2. Ahlut Ta’thil Juzi: Menolak sebagian sifat (Kulabiyyah, Asy'ariyah Mutaqaddimin).

Tiga Konsep Akidah yang Salah

  1. Kashbul Asy'ariyyah (teori usaha).
  2. Ahwal Abu Hasyim (teori kondisi).
  3. Thafrah An-Nidham (teori lompatan).

Home