
ALUR PENDALILAN DALAM AKIDAH ASYA'IRAH
Pemateri: Ust. Dr. Firanda Andirja
Tempat: Masjid Al-Wildan
**Rabu, 23 Jumadilakhirah 1446 H / 25 Desember 2024 M, 10.19
Masalah Pertama: Menetapkan Adanya Sang Pencipta
-
Keimanan Tidak Boleh Taklid:
- Asy’irah berpendapat bahwa keimanan seorang muqallid (orang yang mengikuti tanpa dalil) tidak sah menurut sebagian mereka.
- Kewajiban pertama bagi seorang mukallaf adalah an-Nazhr (bernalar).
-
Penalaran Dalil A’radh:
- Dalil A’radh digunakan untuk membuktikan adanya Sang Pencipta.
- Setelah keberadaan Sang Pencipta terbukti, barulah sifat-sifat-Nya ditetapkan.
-
Sifat-Sifat Tuhan yang Ditetapkan Secara Akal:
-
Ilmu
-
Qudrah
-
Iradah
-
Hayat
-
Sifat Hayat membutuhkan 3 sifat tambahan untuk kesempurnaan:
- Sama’
- Bashar
- Kalam
-
Catatan: Ketiga sifat tambahan ini (Sama’, Bashar, Kalam) secara hakikat bukan syarat Tuhan menurut akal, tetapi dimasukkan sebagai konsekuensi logis.
-
-
Kalam sebagai Patokan As-Sam’iyyat:
- Sifat Kalam dijadikan dasar untuk memahami perkara sam’iyyat (hal-hal yang hanya diketahui melalui dalil wahyu).
Dampak Negatif dari Dalil A’radh:
-
Menafikan Sifat Fi’liyyah:
- Karena sifat Fi’liyyah dianggap sebagai A’radh yang membutuhkan tempat untuk menempel.
-
Menetapkan Jauhar Fard:
- Konsep Jauhar Fard (atom indivisibel) menafikan adanya sebab (kausalitas) dalam sifat Allah.
-
Mendahulukan Akal di atas Naql:
- Dalil rasional sering didahulukan dibandingkan teks wahyu.
Masalah Kedua: Menetapkan Nubuwwah
-
Penetapan Nubuwwah Bergantung pada Penetapan Adanya Pencipta:
- Penetapan adanya utusan (nabi dan rasul) hanya bisa dilakukan setelah keberadaan Yang Mengutus (Sang Pencipta) ditetapkan.
-
Prinsip Cabang dan Asas:
- Menetapkan nubuwwah merupakan cabang dari menetapkan keberadaan Tuhan.